Perumahan Bekasi Apa saja sih yang menjadi perbedaan kehidupan di komplek perumahan dengan di rumah biasa atau rumah kampung? Kenapa or...
Perumahan Bekasi |
"Ternyata tinggal di komplek perumahan tidak selalu menyenangkan!", ujar pak Wiwith mulai membuka percakapan. Pak Wiwith menceritakan perangkai tetangganya yang selalu usil dan mengeluhkan kondisi sumurnya yang selalu kering pada saat musim kemarau tiba sehingga dia dan keluarganya harus membeli mobil tangki air. Sedangkan ibu Lubena Ali lebih memilih tinggal di rumah kampung dari pada tinggal di komplek perumahan. Dia beralasan warga lebih guyub atau jiwa kekeluargaan yang masih kental.
Masih menyoal memilih tinggal di mana. Ibu Idha Dwi lebih senang tinggal di komplek perumahan minimalis karena orang-orangnya ramah, suka membantu dan banyak tetangga yang baik dan ada rasa kekeluargaan yang membuat rasa nyaman. Dan dia merasa lebih hemat dikarenakan ruangan terbatas harus pandai-pandai menata ruangan dan juga membeli barang yang tidak perlu. Lain halnya dengan bapak Ismunandar berujar bahwa tinggal di perumahan, para tetangga rempong semua tanpa memberi alasan apa yang membuat tetangganya begitu.
Kehidupan sosial di komplek perumahan umumnya para penghuni bersifat individualis. Sekedar bertegur sapa ataupun saling mengunjungi sangatlah jarang ditemui di komplek yang memang warganya disibukkan oleh kegiatan masing-masing. Setiap hari mereka berangkat sebelum subuh dan pulang setelah matahari terbenam dan yang tersisa hanya lelah, anak-anak mereka disibukkan dengan kegiatan tambahan seperti les, kegiatan ekstrakurikuler juga menyulitkan bersosialisasi untuk mengenal tetangga. Bahkan penulis pernah berkunjung ke perumahan untuk mengantarkan barang dan sempat bertanya kepada tetangga sebelah, tapi tidak mengenalnya.
"Tidak semua cuek, tergantung pembawaan juga, kecuali yang suami istri bekerja memang jarang ketemu", ujar Pak Gusipin yang tinggal di Perumnas 3 Bekasi ketika diminta pendapatnya. Beliau sangat beruntung tinggal di komplek perumahan di tengah pusat kota dengan mobilitas penduduk yang tinggi sehingga usaha jasa penatunya lumayan ramai dikunjungi.
Nah, kalau sudah mantap akan tinggal di komplek perumahan sebaiknya ikuti tips bagaimana memilih dan memiliki rumah berikut ini. Biasanya kita tertarik oleh banyaknya iklan baik spanduk yang betebaran di pinggir jalan, baliho dan brosur yang menawarkan kemudahan. Sebaiknya kita sikapi dan pertimbangkan ketika kita memutuskan. Hal pertama tentukan lokasi apakah letaknya strategis dan banyak fasilitas yang memadai. Dekatnya akses fasilitas publik seperti jalan tol, terminal atau kereta api menjadikan nilai plus sendiri. Ini misalnya ada perumahan Bekasi yang mempunyai akses bagus yaitu Perumahan Premier Serenity letaknya tak jauh dari stasiun Bekasi dan cuma ditempuh perjalanan lima menit saja, sedangkan ke arah timur ada Puri Lestari Cikarang mempunyai lokasi tak jauh dari terminal maupun stasiun Cikarang.
Yang kedua lihat track and record pengembang apakah pernah bermasalah tidak, bagaimana kualitas bangunan. Lihat status SHM (sertifikat hak milik)-nya dan ditanyakan secara detail. Lihat pula kualitas bangunan apakah memakai bahan sesuai standar atau asal-asalan. Hal ini perlu dicek pula.
Poin ketiga yang harus diketahui adalah masalah harga, semakin banyak fasilitas tentunya harga rumah dan bangunan semakin mahal. Sesuaikan dengan kemampuan Anda. Hal yang paling penting adalah adanya fasilitas umum dan fasilitas sosial semisal taman bermain atau tempat ibadah (masjid). Terasa hambar rasanya bila tidak ada fasilitas tersebut. Anak sulit bermain dan bersosialisasi dengan teman sebaya atau kita kesulitan untuk beribadah sholat jum'at dikarenakan ketiadaan masjid di dalam komplek. Jangan berpatokan hanya satu perumahan saja, lakukan hunting alias berburu mencari rumah untuk mendapatkan harga terbaik. Cobalah kunjungi pameran yang sering diadakan semisal baru-baru ini pihak BTN mengadakan Indonesia Property Expo (IPEX) 2016 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan.
Umumnya penghuni komplek individualitis, tapi tak ada salahnya mulai mengenal tetangga dekatnya dengan menyapa. Bukankah saudara yang paling dekat itu adalah tetangga. Merugi bila kita tidak mengenal kanan kiri tetangga kita. Selain itu ikut turun kerja bakti bila ada kegiatan tersebut. Hal ini juga untuk saling mengakrabkan diri antar tetangga. Kalau perlu galakkan siskamling walaupun sudah ada petugas keamanan komplek agar suasana kebersamaan terjaga. Bagi ibu-ibu yang muslim boleh adakan pengajian bersama. Semua kegiatan positif ini perlu kita terapkan agar para penghuni merasa saling memiliki dan membuat hidup terasa aman dan nyaman.